merelakan langit
Langit berhias bintang bercahaya.
Malam indah di titik akhir senja.
Hari yang ditemani fajar merekah.
Kini terhalang dengan kabut penuh resah.
Aksa nan mustahil tuk ku gapai.
Kama yang tak lagi bisa tertuai.
Adiwidia memaksa hati untuk melerai.
Perkelahian hati candala yang tak tergerai.
Kemarin mencintai langit dengan bahagia.
Dan selalu menanti baskara terbit menyapa.
Sempat beberapa kali mendung mendera.
Namun kali ini bahagia hirap dengan amerta.
Arunika yang kunanti sudah sirna.
Dan kembali pada atma yang hampa.
Kini mencoba belajar menjadi sang nirmala.
Mengikhlaskan hari penuh gerhana.
Ku kira redum tanpa rinai.
Segera pulih dengan pelangi.
Tapi sempena pupus yang melambai.
Sebagai sadrah di pucuk hari.
Komentar
Posting Komentar